Sabtu, 12 Februari 2011

Viona


V
iona Angelita Pramudhyna. Nama seorang gadis berumur 16 tahun yang gemar menyanyi dan menggambar. Hidupnya mewah, tapi tak pernah sombong dan tak pernah congkak. Orangnya pintar, baik, cantik dan sangat ramah. Orangnya juga gampang bersahabat serta Simpatik. Tulisku disecarik kertas. Viona adalah saudara kandungku. Yakni, kakakku sendiri. Orangnya, memang persis seperti yang kutulis di secarik kertas tadi. 

Kekurangannya adalah, latah. Tapi, dia tidak seperti orang yang latah. Terlihat dari wajahnya, dia orang yang murah senyum dan pandai, pintar serta cerdas. Dia memiliki ketiganya. Tulisku lagi. 

Bu Melati, guru IPS memberi tugas membuat artikel “asli” tentang orang yang menurutmu memberikan contoh yang baik untukmu. Akupun menulis tentang kakakku. Tak pernah membeda-bedakan orang lain, juga suka bermain dengan teman-temanku yang sebaya denganku. Dia menyayangiku. Aku tau itu. Aku menghormatinya. Teman-temannya menyayanginya dan bersikap baik padanya. Seperti apa yang ia lakukan pada teman-temannya. Saat kecil, kalau aku menangis, dia menghibur dengan beberapa gerakan, kata-kata lucu dan berusaha membuatku tertawa. Oleh ananda Violetta Angelita Pramudhyta. Kutulis dengan penuh rasa senang dan bangga mempunyai kakak yang bisa dijadikan contoh pada adiknya ini.  

Dia duduk dibangku SMU kelas 1. Sementara aku, masih  duduk dibangku SMP kelas 3. Esoknya, kukumpulkan pada Bu Melati. Hari Sabtu, ada lomba menyanyi di sekolah Viona. Viona ikut mendaftar 2 minggu yang lalu. Dia berlatih menyanyikan lagu Vierra. Rasa Ini. Dengan senang, pagi pukul 7:30 WIB, aku sudah berada di mobil ferarri milik Ibu. Ayah sedang dinas ke Surabaya setelah itu dinas ke Palembang dilanjutkan menuju Tangerang. Ibu menyetir. 

Di sekolah Viona, mobil, motor ataupun sepeda belum banyak. Pukul 10:15 WIB, para peserta berlomba. Viona bernomor 12. Setelah menunggu kira-kira selama 30 menit, giliran Viona maju. “Violet, aku takut,” katanya beberapa menit sebelum dirinya dipanggil. “Sudah, kau tenang saja. Aku selalu ada dihatimu, kak,” kataku menenangkan Viona. “Peserta bernomor 12 silahkan maju. Ananda Viona Angelita Pramudhyna. Silahkan maju kedepan, nak,” Viona menyanyikan dengan gitar yang tadi ia bawa. Sungguh mengagumkan. Di depan Mic, mulutnya seperti menelan pelangi. Tubuhnya, seperti diitari malaikat mungil yang suci.  OMG, dia mendapat juara favorit! Menurutku, juara favorit itu bagus. Dia menjadi peserta terfavorit.

Jumat, 11 Februari 2011

Playing Table Tennis


“Fay! Ayo cepet, nanti terlambat!” suara teriakan akrab Ibuku memanggil. “Iya, Bu,” jawabku. Kuambil tas yang berisi 1 botol air mineral, 1 kotak nasi (dan lauknya tentu), Kaos bertuliskan Liverpool berwarna biru muda serta celana jeans 1 cm dibawah lutut. Tasku yang berwarna putih bertuliskan Kaniova itu, kusambar. “bolehkahku ajak Fathina, Miyo-Chan dan Masaki Mitosawa, Bu?” Ibuku tersenyum. “Tentu boleh, Sayang,” Kutelphone mereka bertiga. Tentu mereka dibolehkan ikut oleh orang tuanya. 

10 menit kemudian, Fathina dan Masaki sudah ada didepan rumahku yang disusul ketukan pintu yang tidak lain & tidak bukan  dibuat oleh Miyo. Pasti (atau nggak pasti hehehe), kalian bertanya aku mo’ pergi kemana. Aku mau ke tempat Table tennis atau ping-pong yang terkenal dikotaku, yang bernama Mitochiko Table tennis. “Kita sudah sampai!” seru Ibuku. “Ayo, Jack!” seruku pada teman-temanku itu. Pertama, aku membeli tiket untuk masuk keruangan khusus untuk bermain ping-pong. “Anak-anak 3, Dewasa 1. Semuanya, Rp 225.000,00” kata loket. Kedua, memasuki ruangan dengan cara memberi petugas tiket tersebut. Dan bermain deh. 

Pertama, aku Vs Ibu. Ibuku menang. Kedua, aku Vs Fathina. Aku menang. Ketiga, aku Vs Miyo. Miyo menang. Keempat, aku Vs Masaki. Aku menang. “Hey, kalian keringetan tuh. Ya, aku juga. Kita ganti baju, yuk!” ucapku pada Fathina dan Miyo.  Aku, Miyo, Fathina dan Ibuku, menuju kamar ganti perempuan. Sementara Masaki, menuju kamar ganti laki-laki. “Eh, Jack!” seruku selagi semua memakan bekalnya termasuk aku. “Seru banget ya? Kapan-kapan kita kesini lagi yuk, Jack!” “AYO!!” jawab mereka. Ah, senangnya bermain Table tennis.

Perkenalan

Hai teman-teman,

Perkenalkan saya Khansa Muditomo. Saya hanya pengen menyimpan dan membagi cerita karangan saya kepada teman-teman.
Silahkan berkomentar....tapi jangan dicontek ya......supaya suatu ketika kelak saya dewasa bisa dibuat buku... klo laku kan bisa buat beli rumah hehehehe

Sampai Jumpa,
Salam hangat

Khansa